TENTANG PONDOK

SEJARAH BERDIRINYA PONDOK PESANTREN DARUL AMIEN

 

SEJARAH BERDIRINYA PONDOK PESANTREN DARUL AMIEN


Berawal dari Pondok Pesantren Surgi Tuan di desa Teluk Haur Daha Utara yang di bangun oleh seorang saudagar kaya H. M. Ilmi. Beliau memanggil K.H. Khairullah Djamhari dan mengutarakan niatnya untuk mendirikan pondok pesantren dengan system pendidikan modern, kemudian untuk mewujudkan keinginan beliau tersebut didatangkanlah 3 orang Ustadz dari Pondok Pesantren Modern Al-Amien Prenduan Madura Jawa Timur yaitu: Ust. Syamlan Marni, Ust. Rusydani dan Ust. Ahmadi untuk mengatur system pembelajaran yang beliau inginkan.

Belum selesai pembangunan H. M. Ilmi dipanggil oleh Allah SWT keharibann-Nya, K.H. Khairullah Djamhari sebagai tokoh agama di Nagara dan orang pertama yang diajak oleh H. M. Ilmi bertekad untuk melanjutkan keinginannya (H. M. Ilmi), kemudian beliau (K.H. Khairullah Djamhari) mengajak Ust. Ideris untuk membantu beliau melanjutkan pembangunan Pondok. Setelah selesai pembangunan berkumpullah para pendiri dan pengajar untuk membicarakan system pembelajaran yang akan digunakan, hingga akhirnya disepakatikah system yang digunakan adalah salafi modern perpaduan antara system Darus Salam Martapura dan Al Amien Prenduan Madura Jawa Timur.

Sepeninggal H. M. Ilmi pengelolaan admimistrasi dan keuangan Pondok di ambil alih oleh ahli waris beliau. Seiirng berjalannya waktu situasi dan kondisi di Pondok mulai kurang kondusif sering terjadi gesekan dan perbedaan pendapat antar para pengajar dan juga ahli waris H. M. Ilmi. Karena situasi sudah kurang mendukung sehingga 4 orang pengajar utama yaitu K.H. Khairullah Djamhari, Ust. Idris, Ust. Syamlan Marni dan Ust. Rusydani memutuskan untuk keluar dari Pondok dan memilih untuk berhijrah ke desa Teluk Labak Daha Utara.

Setelah hijrahnya beliau berempat tanpa diduga para santri/santriwati mengikuti mereka ke desa Teluk Labak untuk terus belajar dan menimba ilmu dengan mereka, karena mereka berempat mengajar dan mendidik serta membina para santri/santriwati sangat tulus dan selalu ingin memberikan yang terbaik untuk para santri/santriwati terutama Ust. Syamlan marni.

Disisi lain pihak Pondok Pesantren Surgi Tuan tidak senang dengan ikutnya para santri/santriwati ke desa Teluk Labak,  hingga sampai informasi yang demikian ke pihak kecamatan dan kepolisian, maka dipanggillah K.H. Khairullah ditemani Ust. Ideris ke kantor kecamatan untuk menghadap bapak camat, kapolsek, koramil serta pihak Pondok Pesantren Surgi Tuan untuk mengklarifikasi hal tersebut. Terjdilah perdebatan di antara kedua belah pihak hingga akhirnya diputuskan bahwa hal ini harus ditanyakan langsung kepada santri/santriwati, siapa dan apa yang membuat mereka ikut berhijrah ke desa Teluk Labak ?, singkat cerita, ditanyalah para santri/santriwati, apa yang membuat kalian ikut pindah ke desa Teluk Labak ?, spontan para santri/santriwati menjawab bahwa ini murni kemauan mereka sendiri tidak ada ajakan maupun paksaan dari siapapun, maka jelaslah semua perkaranya.

Sekitar kurang lebih 3 bulan pembelajaran yang dilaksanakan di sebuah Musholla “ Darul Akbar “ dan dirumah  bapak H. Busran ayah salah seorang guru (Ust. Idris), muncullah dibenak para pendiri untuk membangun Pondok Pesantren, berdiskusilah mereka hingga akhirnya sepakat untuk melakukan pertemuan dengan kepala desa dan tokoh masyarakat desa Teluk Labak, dalam pertemuan tersebut para pendiri meminta pendapat, dukungan serta bantuan masyarakat untuk membangun Pondok Pesantren.

Dengan niat yang tulus dan tekat yang kuat dari para pendiri Pondok masyarakat sangat antusias mendukung dan membantu agar ada Pondok Pesantren didesa mereka. Akhirnya, dengan dukungan penuh dari masyarakat setempat danbermodalkan Qanaa'ah serta tawakkal kepada Allah SWT dengan niat mengimplementasikan kewajiban “ ibadah “ kepada Allah SWT dan mengimplementasikan fungsi dan tugas “ khalifah “ Allah SWT fi al Ardhi. terlahirlah pondok pesantren yang diberi nama dengan PONDOK PESANTREN DARUL AMIEN TARBIYATUL MU’ALLIMIEN MU’ALLIMAT AL ISLAMIYAH.

Maka pada tanggal 9 September 1996 bertepatan dengan 27 Rabi’ul Akhir 1417 pondok pesantren Darul Amien memulai kegiatan pendidikannya. Sekalipun pada awalnya  hanya bertempat pada sebuah Musholla “ Darul Akbar “ dan pelataran rumah orang tua   salah seorang guru pondok pesantren ini, mereka tetap bersemangat menatap masa depan pondok ini.

Pembangunan pondok pesantren dilakukan oleh para pendiri bersama sama masyarakat dan para santri yang selalu setia menimba ilmu dipondok pesantren ini. Hujan dan panas tidak menjadi penghalang unuk menghimpun dana pembangunan pondok pesantren ini.

Adapun nama “ Darul Amien “ terlahir dari rahim sejarah yang berlatar belakang pada para pendiri pondok pesantren ini. Pencetusan nama “ Darul Amien “ terlahir dari benak Al Marhum Ustadz Rusydani yang beliau tidak dapat melanjutkan perjuangannya karena kanker ganas lebih dahulu meminta beliau untuk menghadap Ilahi Rabbi.

Nama pondok pesantren Darul Amien dari segi harfiah mempunyai makna “ rumah orang yang dipercaya “ dengan selalu beroptimis dan berdo’a alumnus dan kader kader pemimpin umat dapat menyandang gelar ini di tengah tengah masyarakat mereka nanti dan terbentuk individu individu yang di ridloi Allah SWT ( Rabbi Radliya) dengan tetap berpedoman kepada Al Amien yang hakiki yaitu Rasulullah SAW.

Adapun dari segi historis “ Darul Amien “ terlahir dari para  pendiri  pondok pesantren ini. Dimana mereka adalah alumnus dari pondok pesantren DARUS SALAM MARTAPURA dan alumnus pondok pesantren AL AMIEN PRENDUAN MADURA. Maka lahirlah nama yang suci yaitu “ DARUL AMIEN “  terlahir dari dua pondok pesantren besar yang keberadaan keduanya diakui ditengah tengah masyarakat nasional dan internasional. Dengan penuh keoptimisan ( tafa ul ) mengharap sifat dan nilai dari kedua induk pesantren tersebut akan terlahir pada pondok pesantren “  DARUL AMIEN “.

     Pada usia pondok pesantren Darul Amien yang masih relatif muda sudah cukup dikenal ditengah tengah masyrakat. Ini terbukti banyaknya santri dan santriwati dipondok pesantren ini yang berasal dari luar kabupaten bahkan luar propinsi Kalimantan Selatan. Dalam perkembangannya pondok pesantren ini tidak pernah melupakan perannya ditengah tengah masyarakat. Ketergantungan masyarakat sekitar pondok pesantren terhadap pondok semakin hari semakin meningkat.

0 Comment:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes